Rabu, 29 Februari 2012

CrossOver

        CrossOver berfungsi untuk memisahkan sinyal suara menurut frekuensi   respon   speaker.  Pada jaman dahulu, crossover berupa rangkaian pasif yang terdiri    dari    R-L-C    yang dipasang    sesudah    power amplifier.   Untuk   sekarang  telah berkembang  crossover aktif. Crossover aktif dipasang sebelum    power    amplifier, dalam   hal   ini   pemisahan frekuensi lebih   baik   tetapi boros   dalam   penggunaan  power amplifier.

Selasa, 28 Februari 2012

Audio Distributor

      Audio distributor digunakan untuk mendistribusikan sinyal audio. Fungsinya adalah untuk menggandakan output dari mixer dan  mengurangi loss akibat percabangan.

Senin, 27 Februari 2012

RTA (Real Time Analyzer)

RTA adalah alat untuk memonitor frekuensi suara secara real time. RTA digunakan untuk mencari kesalahan kesalahan frekuensi dalam menset sistem audio. RTA akan memberikan informasi berupa gafik frekuensi. Dari alat ini kita bisa mengetahui frekuensi frekuensi noise atau frekuensi yang yang perlu di bost dan di cut.

Audio RTA mempunyai built in mikropon yang flat untuk menerima sinyal suara dari luar.  Jadi, RTA bersifat independent tidak terhubung pada sistem audio melalui jaringan kabel.
Gambar 2-59.Tampilan Software RTA dari Jk

Minggu, 26 Februari 2012

Feedback Destroyed

Feedback Destroyed berfungsi untuk mencegah feedback pada mikropon Penggunaan alat ini bersifat  opsional, tidak wajib,karena alat ini dapat  menurunkan dB. Alat ini digunakan hanya pada situasi sistem audio yang memungkinkan banyak terjadi feedback.
 Gambar 2-60. Anti feedback (www.behringer.com)

Sabtu, 25 Februari 2012

Audio Expander

Audio Expander adalah pesawat audio tambahan untuk membooster frekuensi tertentu. Pesawat audio ini digunakan ketika suara asli kurang dapat diolah atau sang enginer ingin merubah warna input tersebut.

Jumat, 24 Februari 2012

Audio Compressor

Compressor adalah sebuah alat yang termasuk dalam kategori “gain based”. Sewaktu menyetel parameter-parameter yang terdapat pada  sebuah  unit  compressor,  digunakan  satuan  dalam  dB. Compressor berguna untuk membuat sinyal lebih rata atau stabil.  

       Dahulu sewaktu rekaman di pita analog, ketika seorang Sound Engineer merekam material yang memiliki perubahan dinamika tinggi,  maka  dia  akan  menurunkan  volume  sehingga  bagian  yang  berdinamika kuat tidak mengakibatkan distorsi. Masalahnya, ketika volume diturunkan, maka bagian yang lembut  dekat pada noise floor, menjadi tak terdengar jelas karena tertutup oleh suara seperti “shhhhhh”. Dengan menggunakan compressor, maka sound engineer dapat menstabilkan materi sehingga volume keseluruhan dapat diangkat dan mengurangi tape noise.

       Contoh lain adalah penggunaan compressor pada vocal. Mari dibayangkan apabila dimixing sebuah lagu yang hanya terdiri dari vocal, sedangkan musiknya berasal dari keyboard atau organ tunggal. Dapat diketahui bahwa musik organ tunggal memiliki dinamika yang konstan, sehingga akan menjadi masalah apabila vocalnya memiliki dinamika yang lebar. 

       Misalnya penyanyi berbisik pada intro, lalu menyanyi dengan kencang pada bagian reff. Apabila dibalance musik dan vocal berdasarkan saat ref, maka ketika intro vocal tak akan kedengaran karena  penyanyi berbisik. Begitu juga apabila dibalance musik dan vocal berdasarkan saat intro, maka saat ref musik akan tertutup karena vocalist menyanyi dengan kencang / berteriak. 
       Dengan  menggunakan  compressor,  Sound  Engineer  dapat menstabilkan  vocal tersebut sehingga dapat “masuk/menempel” dengan baik pada musik organ tunggal. Untuk rekaman, Compressor juga dapat digunakan “sebelum” sinyal masuk ke tape / hard disk. Untuk aplikasi ini, Compressor berguna untuk menjaga sinyal yang masuk agar tidak sampai terjadi digital clipping. Yang  masih  termasuk  dari  kategori compressor antara lain:  Limiter : outputnya konstan, tidak perduli besar kecilnya sinyal yang masuk / sinyal tak diperkenankan  melewati threshold yang ada.  Brick Wall Limiter : limiter yang banyak   digunakan   pada   saat mastering untuk menaikkan volume keseluruhan  dari  sebuah  materi audio.  Frequency Selected Compressor
       : bekerja pada satu band frequency  yang telah ditentukan. Contohnya adalah deesser. Deesser bekerja
                                              
Gambar 2-56. Audio Compressor

       pada frequency sekitar 5 – 8 kHz     yang telah terpasang pada rak Audio dan berguna untuk menekan bunyi desis pada vocal Multi Band Compressor : banyak digunakan untuk mastering. Beberapa compressor dijadikan satu, tiap compressor menangani frekuensi atau bandwith yang berbeda secara independent. Tiap bandwith dapat memiliki pengaturan attack, release , ratio dan threshold yang berbeda. Misalnya jika memiliki MBC yang dibagi 3, maka dapat di set : satu untuk meng-compress frekuensi rendah, satu untuk mid, dan satu untuk high frequency. 
       Apabila digunakan dengan baik dan benar, sebagian besar  pendengar awam tak akan menyadari bahwa compressor telah digunakan.  Telinga  manusia  cenderung  lebih  peka  terhadap perubahan pitch dari pada perubahan amplitudo. Umumnya, sound engineer mengerti musik. Tentu dapat mengerti, selain nada dan irama, perubahan dinamika atau keras lembutnya sebuah lagu sangat mempengaruhi keindahan dari lagu tersebut. Apalagi untuk lagu klasik,  inilah yang akan dicoba untuk dipertahankan.  
       Secara garis umum ada 5 buah parameter yang dapat di atur, yaitu: threshold, ratio, attack time, release time, dan output/gain. Dari ke 5 parameter ini, dibagi menjadi dua bagian yaitu, threshold dan ratio. Selanjutnya attack time dan release time. Pertama-tama dibahas soal threshold dan ratio.
  o  Threshold adalah satu point dimana apabila sebuah sinyal melewati  titik  ini,  maka  compressor  akan  mulai  bekerja. Pemakailah yang menentukan threshold ini. Sebagai contoh, apabila threshold diatur  pada -20 dB, maka semua sinyal yang melewati -20 dB akan di proses. Sinyal yang tak melewati tak akan di proses.
  o  Ratio adalah perbandingan atau jumlah dari kompresi yang akan dikenakan kepada sinyal audio yang melewati batas threshold. Misalkan ratio di set pada perbandingan 3:1 dan threshold -20 dBFS. Apabila sinyal berada pada -14, berarti melewati threshold dengan jumlah 6 dB. Lalu akan di kompress dengan perbandingan 3:1. Maka akan didapat hasilnya. Nah ini yang ditambahkan pada threshold yang -20 dB tadi. Hasil akhirnya adalah -18 dB. 
  o  Attack time menentukan berapa lamanya   compressor “menunggu sebelum mulai bekerja” setelah ia mendeteksi adanya sinyal yang melewati threshold. Seperti dilihat pada gambar diatas, setiap  instrument memiliki “Sound Envelope” yang berbeda. Jika attack time diset “fast”, maka compressor akan melihat dan bereaksi pada hampir setiap sinyal yang melewati threshold.  Contoh : saat menggunakan compressor pada track drum. Apabila attack time di set cepat, maka compressor akan bereaksi terhadap setiap pukulan drum. Ketika merubah attack time to  “slow”, maka compressor tak akan bereaksi terhadap sinyal berdurasi pendek. 
  o  Release  time  menentukan  berapa  lamanya  si  compressor  “menunggu sebelum berhenti bekerja”  setelah ia mendeteksi  bahwa sinyal audio sudah tak lagi berada di atas threshold. Bisa juga diartikan waktunya sebelum compressor kembali ke normal (sebelum dia bekerja)
  o Make up gain, atau output. Ketika sebuah sinyal di compress,
 maka otomatis amplitudenya akan berkurang. Output ini berguna  untuk menambah “Gain” dari sinyal audio anda yang sudah di kompres. 
       Beberapa Compressor memiliki pengaturan yang disebut Hard Knee atau Soft Knee. Perbedaannya adalah, pada Hard Knee ketika sinyal masih di bawah threshold, sama sekali tidak dicompress. Begitu melewati threshold, maka compressor langsung bekerja. Pada soft knee, ketika sinyal mulai mendekati threshold maka compressornya mulai bekerja.  Beberapa kesalahan yang banyak ditemui pada saat mengatur compressor :
  •    Thresholdnya di set ke 0
  •    Ratio di set ke 1 meng-compress instrument perkusi
  •    Attack terlalu besar saat                            
    Cara cepat untuk mengeset compressor:
  •    Set Ratio 3:1
  •    Set Attack Time 12 ms, Release Time 50 ms atau Auto
  •    Perlahan-lahan turunkan thresholdnya sehingga didapat Gain Reduction antara 4 s/d 8 dB.  
  Panduan menentukan parameter compressor:
  •    Jenis instrument dipakai untuk menentukan attack dan release Time
  •    Teknik bermain atau dynamic range dipakai untuk menentukan  ration dan gain reduction.
        
  Panduan perbandingan dB saat mengcompress dan mixing :
  • +1 dB artinya bertambah 12%
  • +3 dB artinya bertambah 40%
  • +6 dB artinya dua kali lipat lebih kencang ( bertambah 100% )
  • -1 dB artinya 90% dari original SPL
  • -3 dB artinya 70% dari original SPL
  • -6 dB artinya setengah dari original SPL.
  
2.19.2.5.  Multigate
       Gate bisa dianalogikan sebagai volume control otomatis. Ketika menerima trigger berupa suara, maka volume akan terbuka, dan ketika suara tidak ada, maka volume akan di tutup lagi begitu sinyal  itu di bawah titik-batas yang di tentukan. 

  • Titik batas yang ditentukan disebut treshold
  • Seberapa cepat volume dibuka disebut attack
  • Seberapa cepat volume itu ditutup kembali disebut Release
  • Volume tidak sepenuhnya mati disebut Range
       Multigate biasa dipasang di drum sebagi noisegate. Misal
  dipasang di bass drum, ketika bass tidak dibunyikan, maka tidak ada
  suara yang dilewatkan, tetapi ketika dibunyikan maka volume akan
  otomatis terbuka.
 Gambar 2-57. Audio multigate (www.behringer.com)

       Fungsi lain adalah sebagai trigger. Misal dipasang pada snare drum, ketika snare dipukul maka akan mentrigger efek (synthesizer) dan bersamaan akan mengeluarkan bunyi efek yang diinginkan. Synthesizer adalah sebuah perangkat yang berfungsi untuk mensintesa suara sederhana ke dalam bentuk yang lebih kompleks. Ada dua jenis Synthesizer yang pertama Frequency Modulation (FM) Synthesizer lalu yang kedua adalah Wave Tabel (WT) Synthesizer. FM Synthesizer menggunakan modulasi frekuensi untuk  menyintesiskan suara. Wave Tabel Synthesizer adalah perangkat yang lebih mahal dibandingkan FM Synthesizer. Sebab WT Synthesizer memiliki lebih banyak memiliki sampel dari berbagai macam suara instrumen asli yang disimpan dalam  ROM-nya. Jumlah ROM dan kompresi yang dimilikinyalah yang membuat WT
Gambar 2-58. Ultracurve Synthesizer lebih mahal.(www.behringer.com)
  Namun, suara yang dihasilkan dengan Synthesizer ini lebih kaya dibandingkan FM Synthesizer).

Kamis, 23 Februari 2012

Refreb


Gambar 2-54. Audio reverb
Di kamar mandi suara orang akan bergema, sehingga terdengar lebih bagus. Gema inilah yang dalam bidang audio engineering disebut dengan reverb. Jangan dicampur dengan echo, karena itu adalah hal lain. Bila ada permintaan penambahan echo yang dimaksudkan adalah   reverb   ditingkatkan.
       Reverb: adalah suatu efek yang terjadi karena suara yang dipantulkan. Reverb terjadi karena adanya pantulan dari suaranya  sendiri. Tiap ruangan memiliki karakteristik yang berbeda, hal ini ditentukan oleh beberapa faktor seperti :

   o  Bahan dan bentuk dari dinding ruangan
   o  Luasnya ruangan
   o  Banyaknya material/benda-benda di dalam ruangan tersebut


       Di bidang audio engineering, digunakan berbagai parameter di efek     unit     reverb,     untuk mensimulasikan    reverb    yang  terjadi     di     alam.     Apabila diperhatikan efek unit atau plug akan  pantulannya,  maka  akan didapatkan beberapa parameter seperti pre delay, early reflection, RT  60  /  reverb  time  60  dB, Diffusion, High Cut / Low Cut, dan sebagainya. Di bawah ini adalah
keterangan singkat dari tiap-tiap parameter yang ada.

Gambar 2-55. Simulasi reverb

       Pre Delay : pantulan pertama yang mempersepsikan ukuran ruangan. Perencana dapat menghitung jarak pre delay berdasarkan luas ruangan yang ada dengan patokan suara merambat sejauh 343  meter per detik. Otak manusia mempersepsikan reverb ketika jarak pre delay adalah kurang dari 100 ms. Apabila lebih dari itu, maka dibilang adalah echo.
      Early Reflection : beberapa pantulan pertama yang terjadi sebelum reverb yang sesungguhnya datang. Beberapa pantulan pertama  inilah  yang  mempersepsikan  bentuk  ruangan  serta banyaknya barang-barang/material di dalam ruangan tersebut.
  
   Hi-Cut : untuk memotong frekuensi tinggi  reverb. Karena apabila  suara dipantulkan, maka akan kehilangan sebagian dari frekuensi tinggi.   Selain itu frekuensi tinggi sangat mudah untuk di serap oleh material seperti karpet atau pakaian. Jadi, inilah yang dicoba untuk di simulasi oleh reverb unit dengan mengatur parameter Hi- Cut.
    Diffusion : pengaturan untuk mendapatkan kejelasan reverb.
      RT 60 : waktu sebelum reverb berkurang 60 dB. 
      
       Dalam mixing, reverb juga bisa berfungsi untuk membuat sebuah persepsi akan jauh atau dekatnya sumber suara. Tiga jenis reverb  utama yang paling sering digunakan adalah : Plate, Room, Hall. Ketika  mixing  reverb  biasanya  digunakan  sebagai  efek  send. Alasannya adalah : apabila digunakan dalam posisi insert, maka seseorang harus memasang sebuah unit pada setiap channel yang membutuhkan reverb. Sedangkan dalam posisi send, reverb cukup di insert pada aux channel / effect channel. Selanjutnya tinggal membuka aux bus dari channel yang ingin diberi efek. Selain menghemat CPU, dengan hanya menggunakan satu atau dua buah unit saja, maka hasil mixing anda akan terdengar lebih menyatu karena karakteristik reverbnya sama. 
       Ketika Reverb digunakan sebagai efek send (aux), maka harus diingat settingan mix adalah Wet 100 % dan Dry 0 %. Pada auxiliary channel hanya ingin mendapatkan Sound Reverbnya ( wet ). Sound aslinya ( dry ) berada pada track channelnya. Untuk pemula, dapat juga menggunakan preset yang tersedia. Untuk amannya gunakan Reverb Time antara 1.5 sampai 2.5 second.

Rabu, 22 Februari 2012

Equalizer(EQ)

Equalizer secara umum dapat   dibagi   dua,   yaitu graphic   dan   parametric.Graphical    EQ  banyakdipakai    pada    Equalizer rumahan, sedangkan yang banyak dipakai dalam dunia audio  engineering adalah parametric EQ.
   Fungsi umum dari Equalizer adalah untuk memunculkan atau meniadakan frekuensi tertentu. Equalizer secara umum dapat dibagi menjadi dua, yaitu Graphic  dan ParametricDari  gambar  2-53.  dapat  dilihat bahwa frekuensi dibagi menjadi 10 band yang tetap. Dipilih frekuensi yang diinginkan,lalu  mengcut/boost.    Cara    kerjanya
 Gambar 2-53.

Tampilan equalizer    cukup sederhana. grafik 10 band Parametric EQ memiliki tiga buah parameter yang dapat disetel yaitu:
frekuensi :
  •  Center Frekuensi tengah yang ingin di cut / boost
  •  Gain : jumlah cut / boost dalam satuan dB
  •  Q Factor : Lebar atau sempitnya bandwith dari frekuensi yang di cut / boost
  Q factor:  semakin  tinggi  angkanya,  semakin  sempit  frekuensi.Semakin rendah Qnya, semakin lebar frekuensi yang kena. Selain Bell Shape EQ yang dapat ditentukan Qnya, dikenal juga yang namanya Shelving EQ. Pada shelving EQ, bandwith dan center  frekuensi tidak lagi relevan. Sebagai gantinya f dideskripsikan sebagai cut-off frekuensi, dan g adalah slopenya.
Low Shelf EQ : Semua frekuensi dibawah f yang ditentukan akan  terkena boost / cut
High Shelf EQ : Semua frekuensi diatas f yang ditentukan akan terkena boost / cut
High Pass EQ : Semua frekuensi dibawah f yang ditentukan akan dipotong / dibuang.
Low Pass EQ : Semua frequency diatas f yang ditentukan akan dipotong / dibuang.

       EQ sebaiknya digunakan sesudah proses tracking. Artinya pada saat merekam suatu suara, baik itu vocal, atau gitar, dianjurkan untuk  tidak mengEQnya terlebih dahulu. Biasakanlah untuk mencari sound yang terbaik pada saat merekam. Mungkin dengan merubah letak  mikropon, mengganti mikroponnya, atau alat musiknya. Yang harus diingat, bahwa tak dapat memboost/cut apa yang tidak ada dari  awalnya.
       Low Cut Filter: Digunakan ketika merekam vocal dengan jarak  dekat. Karena adanya proximity Effect, juga menjaga getaran-getaran  seperti dari kaki, AC, dan lain-lain.
       Apabila terpaksa meng-EQ lebih dari 9 dB, apabila mungkin, cobalah untuk merubah posisi mikropon atau mentune alat musik untuk mendapatkan sound yang diinginkan.Apabila mendapatkan bagian job mixing sementara yang lain mentracknya, maka mau tidak mau terpaksa menggunakan EQ. Dalam hal ini cobalah untuk menghindari penggunaan lebih dari 9 dB. Penggunaan EQ, terutama saat memboostnya, memiliki efek samping yaitu phase shifting. Lebih baik untuk meng-cut, karena efek sampingnya tidak sebesar mem- boost.
       Gunakan "cut" untuk menghilangkan frekuensi yang bermasalah atau membuat sound menjadi lebih baik. Gunakan "boost" untuk  merubah warna dari sound.

2.19.2.2.1. Natural EQ
       Sebenarnya di alam, frekuensi yang berenergi rendah adalah high frequency. Akibatnya pada jarak yang jauh, yang pertama kali  hilang adalah high frekuensinya. Sebagai contoh: apabila seseorang  mendengar suara drum dari ruangan sebelah, suara kick drum ( low frequency) dapat menembus tembok karena memiliki energi lebih dibandingkan dengan suara cymbal (High Frequency). Teori ini dipergunakan  sewaktu  mixing  dan  ingin  membuat  beberapa instrument terdengar lebih jauh.

2.19.2.2.2. Penggunaan EQ
       Penggunaan EQ sebenarnya dapat menurunkan kualitas dari sound. Oleh karena itu sangat dianjurkan untuk mencari sound yang diinginkan dari awalnya. Ingatlah bahwa tak dapat meng-cut atau boost frekuensi yang tidak ada dari awalnya. Sebagai contoh, apabila  seseorang menaruh bantal diantara beater kick drum dan mikropon,  maka bagaimanapun anda mem-boost atau meng-cut frequency, maka tetap tak akan mendapatkan sound yang diinginkan.

       Jangan meng-EQ instrumen untuk menjadikannya terdengar enak dalam solo, tetapi bagaimana membuat instrumen itu terdengar baik di dalam mix. Contoh : Full Range gitar solo terdengar enak waktu solo, tapi mungkin akan menabrak instrumen lain dalam mix.

  EQ biasa digunakan untuk:
  •    Merubah warna dari sound
  •    Memisahkan dua instrument yang frekuensinya bertabrakan
  •    Menyingkirkan frekuensi kotor yang mengganggu
  •    Mastering
   •    Meredam feedback

   Frequency EQ dapat dibagi atas:
  •  Very Low yaitu dari sekitar 80 Hz kebawah
  •  Low sekitar 80 Hz - 350 Hz
  •  Low Midrange sekitar 350 Hz - 2 kHz
  •  High Midrange sekitar 2 kHz - 6kHz keatas.
  •  High yaitu sekitar 6 kHz

Senin, 20 Februari 2012

Power Amplifier Behringer


Skema Bass Gitar Preamp

Untul melengkapi selera musik anda,coba rangkaian ini bass guitar amp.udah disediakan gambar lay out dan gambar pcb.SELAMAT MENCOBA


 Gb.Sekematic


 Gb.PCB



Gb.Layout PCB

Minggu, 19 Februari 2012

skema Distorsi

Distorsi adalah:
1 pemutarbalikan suatu fakta, aturan, dsb; penyimpangan: untuk memperoleh keuntungan pribadi tidak jarang orang melakukan -- thd fakta yg ada;  
2 gangguan dl siaran radio yg mengubah mutu siaran;
3 Fis perubahan bentuk yg tidak diinginkan; eroton;  
4 Dok hal terkilir (kaki dsb);  
5 ark perubahan bentuk pd benda gerabah yg disebabkan oleh pengeringan terlampau cepat dan tidak merata krn pencampuran bahan tidak merata waktu pencetakan

berikut rangkaian Distorsi:
Dalam dunia permusikan suara distorsi justru di inginkan,karena distorsi dapat merubah karakter suara(suara gitar).

Sabtu, 18 Februari 2012

skema Amplifier gitar peavy

Melanjutkan edisi sebelumnya(power amplifier gitar),dalm edisi ini kita lengkapi dengan preamp,tone dan pencatuan(bagian power suplay).Jadi jika masbro dan pakbro ingin buat amplifier gitar gb dibawah bisa dicoba.


Kamis, 16 Februari 2012

skema power amplifier gitar peavy


Yang suka dengan alat musik gitar dan suka berproject-project,gb diatas adalah gb rangkaian power buat amplifier gitar.SELAMAT MENCOBA

Skema Power Amplifier 1000 watt

Setelah brosing kesana kemari akhirnya dapat rangkaian amplifier 1000 watt,tapi kalo mau dibuat agak rumit nih.....

Gb.Rangkaian/sekema power amp. 1000watt

Selasa, 14 Februari 2012

capasitor tester



1.Meteran kapasitor disajikan di sini dapat mengukur kapasitas antara 100pF dan 1uF pada lima bidang pengukuran, semakin kita dapat mengatakan multimeter atau tester.
Sirkuit terdiri dari osilator dengan frekuensi variabel, frekuensi dibagi dan tahap pengukuran. Osilator ini didasarkan pada inversor dari 74HC14 dan menghasilkan frekuensi f berbanding terbalik dengan Cx ditempatkan antara terminal.

Hubungan Perkiraan adalah:
f = 1,2 * R * Cx,
dimana R tergantung pada posisi S1. Dengan nilai-nilai skema, frekuensi terletak antara 240Hz (Cx = 1uF) dan 12kHz (Cx = 100pF).

Selama periode setengah dari setiap sinyal keluar-Nya dari IC3, C2 sedang loading oleh T1. Selama setengah lainnya periode, T2 dibawa Dilakukan oleh sinyal, sehingga C2 akan shortcircuited. Dengan cara ini, tegangan maksimum C2 tergantung pada sinyal frekuensi. Ketegangan diambil alih oleh repeter IC1B dan terpadu R1-C1.

Karena kapasitansi meter digunakan sesekali, dapat didukung dari PP3 9V baterai (6F22).



2. Kapasitansi meter adalah satu alat yang harus Anda miliki di kotak peralatan Anda jika Anda adalah seorang elektronik hobi, atau jika Anda seorang teknisi elektronik profesional. Jika Anda tidak mampu untuk membeli instrumen tersebut atau Anda Anda tidak dapat menemukannya di toko lokal Anda maka di sini adalah kabar baik: Anda dapat membangun kapasitansi meter sendiri. Anda dapat membangun sebuah adaptor kapasitansi meter untuk antarmuka antara kapasitor yang akan diukur dan umum tujuan Anda voltmeter membaca nilai kapasitansi. Berikut adalah diagram skematik dari rangkaian:
 
kapasitansi meter sirkuit sirkuit skematis diagram

Hanya menginstal konektor di tempat simbol voltmeter, dan sekarang Anda bisa pasang voltmeter Anda analog atau digital untuk membaca kapasitansi. Jika Anda menggunakan satu digital, maka pastikan jika rata-rata digital voltmeter membaca sinyal dengan waktu yang lama konstan (lebih dari 1/10 detik). Banyak murah digital voltmeter (DVM) biasanya adalah integrator jenis lereng ganda yang melakukan pekerjaan. Jika DVM Anda adalah jenis sampling yang cepat maka Anda harus memasukkan filter RC, resistor 1k dan sebuah kapasitor 10uF elektrolitik harus memadai. Informasi lebih lanjut tentang desain rangkaian ini dapat ditemukan di [Sumber: talkinglelectronics.com]


3. Kapasitansi Sirkuit meter Menggunakan 555

Langsung membaca kapasitansi dalam kisaran 100pF untuk 10μF. IC1 dan IC2 beroperasi sebagai astabil (dengan frekuensi di atas 80Hz) dan sebagai monostable multivibrator masing-masing. Waktu periode monostable multivibrator ditentukan oleh resistor (R3 untuk R7 dan VR1 untuk VR5) yang dipilih oleh S1 switch dan Cx kapasitansi diketahui.

 

PARTS LIST
R1 12kΩ R2 1.5kΩ
R3 820Ω R4 8.2kΩ
R5 82kΩ R6 820kΩ
R7 8.2MΩ R8 10kΩ
VR1 1kΩ VR2 10kΩ
VR3 100kΩ
VR4 1MΩ
VR5 1MΩ
VR6 100kΩ
C1 1µF 16V
C2 0.1µF
C3 0.1µF
C4 0.1µF
T1 BC107 OR BC108A
 IC1 NE555
 IC2 NE555
IC3 7812 Regulator IC M 1mA f.s.d. Ammeter S1 5way Switch

Dengan menggunakan akurasi tinggi multi-turn preset meter kapasitansi dapat dikalibrasi untuk rentang yang berbeda. Sesuaikan VR6 sehingga meter memberikan defleksi skala penuh. Sekarang meter siap untuk kalibrasi.

RANGES OF S1
1 1µF – 10µF
2 0.1µF – 1µF
3 0.01µF 0.1µF
4 1KpF – 0.01µF
5 100pF – 1KpF

Cx harus 3.3μF, 0.33μF, 0.033μF, 3300pF, 330pF dalam rentang 1, 2, 3, 4 dan 5 masing-masing untuk kalibrasi. Dalam kurun setiap preset yang sesuai disesuaikan untuk membaca 3,3 pada meteran. Setelah preset telah ditetapkan mereka tidak boleh terganggu.



4.








    http://tehnikservice.net/2008/09/23/capacitor-esr-meter/

Minggu, 12 Februari 2012

Remot Sederhana

Dengan menggunakan 555 NE dan LM 567, kita dapat membuat sistem remote kontrol infra merah. Remote control ini bekerja berdasarkan sinyal frekuensi membaca yang dikirim, sehingga sinyal frekuensi pemancar harus sama dengan frekuensi menerima. Frekuensi pada pemancar remote control ditentukan oleh nilai R1 dan C1 berdasarkan persamaan berikut:
 

Periode = t1+t2
t1          = 0.7x(RA+RB)xC
t2          = 0.7 x Rb x C

 
Sebagaimana disebutkan di atas, remote control harus memiliki frekuensi yang sama dengan frekuensi yang ditransmisikan oleh skema pemancar. Penerima rentang frekuensi dapat ditentukan dengan persamaan berikut: 







penerima Remote Control

Untuk menyederhanakan proses tuning, R1 pada penerima menginstal remote control pada resistor variabel (VR). sedangkan nilai konstan pemancar (resistor masih / normal). Jika serangkaian remote control telah selesai di rakit, untuk mengetahui apakah serangkaian bekerja dengan baik, langkah pertama harus dilakukan adalah membuat tuning, dengan pemancar dihidupkan terus menerus, sementara R1 ditetapkan, sehingga penerima dapat mendeteksi sinyal pemancar. Jika tuning berhasil, penerima relay akan mengontrol posisi saklar remote, ketika telah terjadi berarti bahwa serangkaian remote control bekerja dengan baik. untuk selanjutnya dapat mencoba menekan tombol pada remote control pada pengirim (transmitter). harus beralih pada ketika situasi menekan estafet pada penerima remote akan bergerak kutub


 F=1/(1.1xR1xC1)

Sabtu, 11 Februari 2012

Sinyal Injector

Sebuah rangkaian tes sederhana untuk menemukan kesalahan peralatan audio dan radio. Dapat digunakan untuk menyuntikkan sinyal gelombang persegi, kaya harmonik, atau digunakan dengan headphone sebagai pelacak audio.



sinyal pelacak


catatan
Sebuah tiang tunggal ganda melemparkan Sitch digunakan untuk beralih antara mode menyuntikkan dan jejak. Diagram digambar dalam mode jejak, lubang suara yang terhubung ke kolektor dari transistor thelast.
Kedua transistor kabel sebagai pengikut emitor, menyediakan tinggi gain.DC memblokir disediakan oleh kapasitor 1n pada akhir probe, dan dua tahap yang capacitively digabungkan.

ketika saklar dilemparkan sebaliknya (ke titik biru) kedua transistor kabel sebagai generator gelombang persegi astabil. Ini menyediakan harmonik yang cukup dari audio hingga beberapa ratus kilohertz dan berguna untuk pengujian PM Penerima radio.

Sirkuit pada Veroboard
sirkuit:

Baca lebih lanjut: http://www.circuitlab.org/2010/07/schematic-signal-tracer-and-injector.html # ixzz1kIo1oHyX

Rabu, 08 Februari 2012

Rangkaian Pengukur Frekuensi

dinamakan sebagai “Frekuensi Meter”. Sedangkan untuk kebalikan dari frekuensi dinamakan dengan perioda, perioda adalah lamanya waktu yang dibutuhkan dalam satu siklus gelombang. Banyak sekali kejadian-kejadian alam atau aktivitas manusia yang bisa menciptakan terjadinya rambatan gelombang.

Cara kerja dari rangkaian pengukur frekuensi diatas sebenarnya sangat mudah untuk dimengerti. Anda jangan terkecoh dengan jumlah komponen yang digunakan. Rangkaian pengukur frekuensi terlihat lebih ramai karena adanya rangkaian pendukung untuk tampilan seven segment dan rangkaian pewaktu atau monostable. Rangkaian diatas bekerja memanfaatkan pewaktu yang sengaja diatur pada jangka waktu 1 (satu) detik. Sedangkan untuk menghitung jumlah frekuensi dimanfaatkan siklus positif dari sinyal input itu sendiri. Dimana sinyal input tersebut dijadikan sebagai clock pada rangkaian counter. Kemudian sinyal pengatur waktu satu detik dari rangkaian monostable kemudian dikalikan logikanya dengan sinyal input dengan menggunakan gerbang AND. Sehingga pada saat sinyal dari monostable berlogika tinggi selama satu detik, maka input clock pada rangkaian counter akan mendapat logika sama seperti pada sinyal input pengukuran. Tetapi setelah satu detik sinyal dari monostable akan bernilai 0 volt sehingga perhitungan frekuensi dihentikan.
Rangkaian penghitung frekeunsi di atas merupakan contoh yang sangat sederhana dan berlaku bagi sinyal pengukuran yang mempunyai tegangan 3 volt sd 9 volt. Sedangkan untuk tegangan pengukuran yang lebih kecil dari 3 volt akan dibaca oleh gerbang AND sebagai logika rendah walaupun terjadi ayunan sinyal. Kemudian tegangan yang terlalu besar juga akan dapat menyebabkan kerusakan pada rangkaian.
Tetapi Anda dengan bisa dengan mudah memodifikasi rangkaian di atas menjadi lebih kompleks. Misalnya dengan menambahkan rotary switch pada bagian input dengan setiap jalur diberi resistor penahan arus dari sumber tegangan yang besar. Nilai resistor-resistor dibuat bervariasi sesuai dengan tegangan range pengukuran. Yang penting semakin besar range tegangan akan diukur maka membutuhkan nilai resistor yang lebih besar pula. Kemudian untuk mengukur tegangan yang lebih kecil Anda bisa mengunakan rangkaian penguat satu transistor supaya sinyal input tersebut bisa berpengaruh pada gerbang AND. Yang terakhir, rangkaian di atas menggunakan gerbang sebagai penentu logika untuk kemudian dilanjutkan menuju rangkaian pencacah, sehingga sinyal yang berbentuk kotak adalah sinyal yang paling tepat pengukurannya dibanding dengan bentuk sinyal sinus atau yang lain. Jadi Anda bisa juga menggunakan rangkaian pembentuk sinyal kotak dengan IC Op-Amp atau gerbang schimitt trigger sebagai pemasti logika.
Pokoknya Anda bisa berkreasi sendiri sesuai dengan keinginan Anda, yang pasti Anda wajib memiliki rangkaian pengukur frekuensi ini.

Jumat, 03 Februari 2012

Bagian Bagian Audio Mixer

Bagian Audio Mixer:


A.Gain

Disebut juga input level atau trim, biasa terdapat pada urutan paling atas dari setiap channel mixing console. Fungsinya adalah untuk menentukan seberapa sensitive input yang kita inginkan diterima oleh console. Apakah berupa signal mic atau berupa signal line (keyboard, tape deck, dll). Tombol ini akan sangat membantu untuk mengatur signal yang akan masuk ke console. Bila signal lemah, maka dapat dilakukan penambahan, bila terlalu kuat dapat dikurangi.
Contoh : untuk penyanyi yang suaranya lemah atau tidak meiliki power yang baik, diperlukan penambahan gain yang lebih. Sedangkan untuk gebukan kick drum, mungkin dilakukan dengan sedikit penambahan. Ini dilakukan agar menjaga setiap input yang masuk ke mixer tetap optimal. Input gain yang terlalu besar akan menyebabkan distorsi, sedangkan kalau terlalu lemah akan membutuhkan penambahan yang bila berlebihan akan menyebabkan noise.

Jadi input gain stage adalah hal yang paling penting dan kritis, karena dari sinilah semua suara yang berkualitas dimulai. Makanya usahakanlah untuk menjaga agar setiap input tetap clean dan clear sebisa mungkin. Sebab noise dan distorsi yang diakibatkan dalam poin ini akan mengalir terus ke seluruh system dan membuat seluruhnya jadi terganggu. Bila ternyata input gain sangat besar atau bahkan terlalu besar sehigga setelah dikurangi juga masih saja terlalu kuat, maka untuk itu terdapat switch PAD pada console yang fungsinya adalah untuk menurunkan gain input signal mulai –20 sampai –30 db.
B. EQ pada channel

Pada setiap channel di mixing console selalu terdapat Equalizer Section. Fungsinya yaitu sebagai pengatur tone untuk me-modifikasi suara yang masuk pada channel tersebut. Umumnya sound engineer melakukan perubahan sound melalui EQ bertujuan dua :

    untuk mengubah sound instrument menjadi sound yang lebih disukai
    untuk mengatasi frekuensi dari input yang bermasalah, misalnya feedback, dengung, overtune, dll.

Pengaturan yang sangat mendasar dari EQ adalah berupa Low dan Hi, kemudian penambahan dan pengurangan (boost/cut). Atau ada juga yang lebih kompleks dengan 4 jalur dengan fungsi yang full parametric. Namun tak perduli seperti apa tipe EQ yang terdapat dalam console, karena tetap dalam tujuan yang sama untuk membantu menemukan sound yang terbaik.
C. EQ yang fix

Yang dimaksud fix di atas adalah pada EQ tersebut tidak memiliki tombol untuk mmilih frekuensi yang akan disetting. Karena frekuensi yang akan “dikerjai” telah ditetapkan dari pabrik. Pembagian frekuensi pada EQ jenis ini mirip denga pembagian yang terdapat pada crossover, hanya terdiri atas :

    Low, dan hi-pada EQ 2way
    Low, Mid dan Hi-pada EQ 3way
    Low, Low Mid, Hi mid dan Hi-pada EQ 4 way

Memutar tombol boost/cut akan memberi pengaruh sampai 12 atau 15 db tergantung mixing console apa yang anda gunakan. Keuntungan EQ yang fix adalah :

    Harga yang relatif ekonomis,
    Terhindar dari kesalahan pemilihan frekuensi yang akan disetting, kesalahan seperti ini bisa disebabkan oleh sound engineer (penata suara) yang kurang berpengalam.
    keuntungan yang terakhir adalah hemat waktu dalam pen-settingan.

Namun ada juga kekurangannya seperti kita tidak dapat memilih frekuensi khusus yang kita inginkan karena semua frekuensi telah ditetapkan dari pabriknya.
D. Sweepable EQ

Biasa disebut Quasi Parametric atau Semi Parametric (bukan full parametric-karena tanpa pengatur bandwitch). Pada EQ yang full parametric kita dapat melakukan pengaturan untuk setiap parameternya. Apakah itu parameter frekuensi, bandwitch, ataupun parameter level. EQ tipe ini mempunyai kemampuan set-up yang sangat fleksibel, dan biasanya menyediakan pengontrolan mid-range dengan system EQ-3 atau 4 jalur.
Cara kerja :

    Lakukan pemutaran pada tombol freq untuk memilih freq yang akan diatur.
    Putar tombol boost/cut untuk penambahan atau pengurangan pada frekuensi yang kita pilih tadi. Misalnya untuk mengatur frekuensi low mid pada drum.
    Biarkan frekuensi lain tetap pada sound flat.
    Putar tombol boost/cut sampai habis ke kiri, atau pada posisi kira-kira jam 7.
    Putar tombol frekuensi sampai sound yang terdengar boomy tadi terdengar hilang.
    Setelah frekuensi yang dicari ketemu, lakukan pengaturan lagi pada tombol boost/cut. Karena melakukan pemotongan yang terlalu ekstrm pada frekuensi low mid bisa mengakibatkan sound yang terdengar “kosong”.

Kita juga dapat melakukan pengaturan untuk vokal pada frekuensi 3,5KHz saja tanpa memengaruhi keseluruhan frekuensi Hi Mid lainnya. Mixing console dengan pengaturan mid tunggal biasanya bisa dibeli dengan harga yang lebih ekonomis, sementara mixing console versi lain yang dilengkapi dengan pengaturan Low Mid dan Hi Mid agak lebih mahal.

Ada juga model pengaturan Eq dengan tombol Mid yang sebenarnya sama saja dengan tipe sebelumnya. Hanya saja tombol pemilih frekuensi dan tombol cut/boost berada dalam satu tempat. Untuk frekuensi diatur oleh tombol yang sebelah luar, sedang untuk boost atau cut dilakukan oleh tombol sebelah dalam. Tipe ini juga sering terdapat pada mixing console yang full parametric Eq dengan system 4 way. Desain seperti ini dilakukan oleh pabrik pembuatnya karena alasan menghemat tempat. Desain sebuah mixing console juga merupakan suatu hal yang penting dan menentukan.

E. 48v Phantom

Ada beberapa tipe microphone yang salah satunya adalah merupakan mic condeser, mic jenis ini butuh tenaga tambahan untuk membuatnya bekerja. Untuk itulah tombol 48v phantom berfungsi yang bila diaktifkan akan mengirim 48v DV ke microphone sebagai penyuplai tenaga, atau juga ke DI Box aktif. Perhatikanlah baik-baik, karena pada beberapa mixing console tidak terdapat switch phantom secara individual, melainkan hanya terdapat satu tombol saja untuk mengaktifkan phantom bagi seluruh channel, maka periksalah terlebih dahulu, bila semua kabel yang terkonek ke konsole adalah merupakan input balance, ini tidak akan menimbulkan masalah. Tetapi bila salah satu atau beberapa di antaranya merupakan tidak balance, maka ini akan menimbulkan masalah.
F. PAD

Seperti yang telah diterangkan sebelumnya, tombol ini berfungsi untuk mengurangi gain input dari 20 samapi 30db. Tombol ini bukan merupakan tombol putar yang bisa diatur pengurangannya, melainkan tombol tekan. Bila tombol PAD ditekan gain input akan berkurang antara 20 sampai 30db tergantung mixer (baca:manual booknya). Dan bila anda kurang teliti, ini akan menyebabkan mic jadi tidak terdengar karena pengurangan tersebut. Jadi tombol PAD diperlukan hanya untuk signal yang overload. Dan itupun bila setelah dikurangi pada tombol gain ternyata masih tetap terlalu kuat.
G. Reverse

Adalah untuk membalikan phase. Pada setiap masukan selalu terdiri minimal lebih dari satu sambungan. Misalnya microphone yang dengan konektor XLR pasti terdapat tiga pin (pin1-ground, pin2-hot/positif, pin3 cold/negatif). Bila salah satu pin terbalik (pin2 dan pin3), maka suara yang dihasilkan akan berbeda. Ini sangat terasa bila terjadi pada channel kick drum, kalau pin berada pada posisi benar, maka pada saat kick dihentak, konus speaker akan bergerak kedepan dan menghembuskan udara ke arah anda bukannya ke belakang. Sedang kalau pin terbalik, konus akan bergerak ke belakang dan menghisap udara dari arah anda.

Untuk itulah tombol reverse berguna, yang bila diaktifkan akan membalik phase dari channel (positif menjadi negatif). Ini juga berguna untuk kasus dua buah mic dengan posisi sangat berdekatan sehingga terjadi canceling phase, yang akan mengakibatkan sound terdengar hampa (dengan kehilangan suara rendahnya). Hal ini sering terjadi bila anda tidak teliti terhadap semua plus minusnya kabel. Dan jangan cepat panik bila saat anda setting disuatu tempat, anda mendengar nada rendah yang terlihat loyo, bisa terjadi dikarenakan keterbalikan phase tersebut.
Contoh sederhana : hubungkan output dari cd player ke mixing console dan dengarkan suaranya dengan seksama. Kemudian tekanlah tombol reverse dari salah satu channel. Dengarkan lagi suaranya, pasti salah satunya lebih baik.


H. Mic/line

Switch tekan ini untuk mengubah sirkit gain control. Tergantung apakah yang menjadi input adalah mic, effect return atau tape deck/CD. Pada banyak mixing console terdapat terminal input yang terpisah antara mic dan line input pada channel yang sama. Input mic biasanya menggunakan tipe konektor balans 3 pin XLR atau kadang biasa disebut jack Canon. Sedangkan line input menggunakan jack seperti yang biasa dipakai jack gitar.
Hal ini memungkinkan untuk mencolokkan dua input yang berbeda dalam satu channel, dan switch ini untuk mengaktifkan salah satu input yang kita inginkan di antara keduanya. Sebagai contoh, anda dapat mencolokkan effect return dngan gain yang diset rendah pada mic input kemudian mencolokkan lagi tape deck pada line input channel yang sama. Pada saat band sedang show dan tape deck tidak dibutuhkan, anda tinggal men-switch tombol tersebut pada posisi mic. Kemudian pada saat band telah selesai dan butuh playback musik dari tape deck/CD, anda juga tinggal men-switchnya pada posisi line. Ini bisa dilakukan untuk menghemat channel, khususnya apabila console yang digunakan tidak terlalu besar.
I. High Pass filter

Akan memotong frekuensi rendah dari input yaitu dari 80 Hz ke bawah. Ini dapat diaktifkan (IN) bila dari sumber suara tidak memproduksi suara dengan jangkauan frekuensi serendah itu. Misalnya Hi-Hat, vokal, gitar (khususnya akustik). Namun tidak perlu diaktifkan (OUT) terhadap channel drum (kick dan beberapa tom) dan bass gitar. Karena bila diaktifkan akan mengakibatkan channel tersebut kehilangan frekuensi rendahnya.
J.EQ In/Out

Merupakan switch sederhana untuk mengaktifkan dan menon-aktifkan section EQ pada channel. Juga berguna untuk membandingkan sound yang telah diEQ hanya dengan menekan tombol tersebut bolak-balik.
K. Group Assigns

Disebut juga Subgroup Assigns, hanya terdapat pada mixing console yang memiliki group. Misalkan pada mixing console tersebut tertulis 16/2 berarti 16 channel 2 output (L/R). Ini menunjukkan bahwa mixing console tersebut tidak memiliki group. Namun bila tertulis 16/4/2, ini berarti mixing console tersebut memiliki 16 channel, 4 group dan 2 master L/R. Group assigns adalah yang menentukan kemana signal channel akan dikirim. Apakah ke group atau ke master L/R. Misalnya dalam sebuah mixing console yang memiliki 4 group, kita dapat mengirim semua channel drum ke group 1, gitar dan bas ke group 2, keyboard ke group 3 dan vokal ke group 4.

Sedangkan bila tersedia 8 group, kita dapat melakukan hal yang sama namun semuanya dalam stereo. Yang kemudian seluruhnya dikirim ke master L/R. Mungkin akan timbul pertanyaan, sepertinya ini tidak begitu berarti, karena akhirnya seluruhnya dikirim juga ke master L/R. Bukankah lebih baik mengatur langsung dari master? Tapi dalam kenyataannya tidak begitu. Misalnya pada saat soundcheck kita telah membalans dan menyeimbangkan seluruh channel dan kemudian kita gabungkan dengan bass gitar dalam group 1-2.

Pada saat pertunjukan sedang berlangsung, kita hanya perlu mengawasi group 1-2 saja untuk mengontrol level keseluruhan channel drum dan bass. Begitu juga dengan backing vokal atau instrument yang kita gabungkan dalam group yang sama. Sebagian besar group assigns juga dilengkapi dengan pan control individual. Menggunakan group akan sangat membantu kita mengoperasikan system pada penampilan live.

signal dari channel dapat dikirim ke group mana yang kita mau atau juga dikirim ke master. Misalnya kita kirim channel penyanyi utama ke master L/R sedang channel dari backing vokal ke group yang kemudian di-insert gate hanya untuk group tersebut. Dan masih banyak kemungkinan lain.
L. PFL dan SOLO

Tombol PFL (Pre Fade Listening) akan membantu untuk mendengar (melalui headphone) channel yang tombol PFL / SOLOnya diaktifkan. Juga untuk men-check gain signal pada channel. Misalnya pada saat soundcheck, sebelum membuka fader dari channel, tekan tombol PFL, maka pada led indikator channel akan terlihat seberapa besar gain input yang masuk (apakah overload atau terlalu kecil) sebelum suara dikirim ke seluruh system.
Pada beberapa tipe mixing console terdapat hanya tombol SOLO yang berguna pada saat soundcheck dan berfungsi untuk mengirim hanya channel yang ditekan tombol solonya ke master L/R. Ingat! Pastikan tombol ini dalam posisi out sebelum band mulai bermain. Atau ini akan menjadi hal yang sangat memalukan.
M. Auxiliary Sends

Dari tombol putar ini dapat dikirim signal dari channel tersebut keluar mixing console (melalui terminal aux out pada terminal keluaran di panel belakang mixer), kemudian dari tombol ini juga dapat dikontrol level signal yang dikirimnya tadi. Signal yang dikirim ini terpisah sama sekali dari keluaran master. Ini berguna untuk mengirim signal ke system monitor, atau juga ke berbagai macam unit effec, dan dari keluaran effect dikirim lagi ke channel yang berbeda pada mixing console. Mixer yang pling sederhana sekalipun sedikitnya memiliki satu atau dua AUX SEND. Satu untuk mengirim signal ke monitor dan satu untuk mengrim effect (echo, reverb). Sedang pada mixing console yang lebih besar memiliki 4-6 atau 8 aux send yang kemudian dibagi lagi atas Pre Fade atau Post Fade.
N. Pre Fade

Pada mixer besar umumnya terdapat auxiliary yang terbagi atas pre fade dan atau post fade. Signal yang dikirim dari Pre fade tidak mengalami pengaruh dari channel atau belum mengalami proses dari channel. Itulah makanya Pre fade yang Pre EQ baik dan ideal digunakan untuk mengirim signal ke monitor section.
O. Post Fade

Adalah kebalikan dari pre fade. Yang semua signal yang dikirim melalui post fade adalah telah melalui proses dari channel atau ikut pengaruh dari channel fader, baik EQ maupun levlnya. Post fade sering digunakan untuk mengirim signal ke effect, atau mengirim signal ke mixer yang tepisah untuk keperluan broadcast (Stasiun TV atau Radio), dll. Tidak ada keterikatan dalam pemilihan penggunaan Auxiliary Send. Bisa saja menggunakan Pre fade untuk mengirim signal ke effect karena akan mendapatkan level original dariminput. Hanya saja tetap harus melakukan pengontrolan level dari effect pada saat yang bersamaan.
P. Auxiliary Master

Setiap auxiliary dari channel memiliki satu tombol lagi sebagai pengatur level untuk keseluruhannya. Misalnya aux 1 setiap channel memiliki master aux 1 untuk mengatur seluruh level dari aux 1 setiap channel. Begitu juga auxiliary lainnya. Yang berarti bila mixer meiliki 4 auxiliary out, maka akan terdapat 4 auxiliary master. Perhatikan beberapa tombol sejenis seperti Aux Master, Effect Master, Monitor Master, atau sesuatu yang kurang lebih adalah berfungsi sama. Untuk pen-settingan awal putar tombol tersebut pada posisi jam 2, baru lakukan pen-settingan pada channel. Bila ternyata masih kurang kuat, tambah lagi, atau bila terlalu keras, kurangi. Semuanya tergantung situasi.
Q. Auxiliary Return

Signal yang telah dikirim melalui auxiliary out ke unit effect apakah Delay, Reverb atau lainnya akan dikirim kembali ke mixing console untuk digabungkan dan diseimbangkan secara tepat dengan level dari signal orisinil source tadi. Walupun cukup banyak juga mixing console yang memiliki pengaturan effect return secara khusus. Yang biasanya bukan dalam bentuk slider (potensio geser). Bila memang masih terdapat channel yang dapat digunakan sebagai masukan effect, kita dapat melakukan pegaturan sengan slider yang lebih memudahkan seperti melakukan pengaturan pada channel standard. Namun pengaturan dengan aux return juga sama seperti yang kita lakukan pada channel, hanya dengan memutar ke arah kanan dan kiri untuk menambah dan mengurangi level effect. Perhatikan! Bila anda membuka sedikit saja Aux Send dari channel yang telah digunakan sebagai effect return, akan berakibat feed back dan noise. Atasi segera dengan menurunkan level dari channel, kemudian periksa Aux Send pada channel.
R. Tampak Belakang

Adalah menjadi salah satu yang sangat-sangat penting untuk dipehatikan. Karena disinilah seluruh kabel (baik input maupun output) terhubung. Termasuk dari snake kabel, tape deck/CD, atau juga untuk mengirim atau mnerima effect (send/return), sampai ke main output (untuk mengirim ke seluruh system utama).Berbeda tipe dan merk mixing console akan berbeda pula posisi panel belakangnya (yang kalau anda teliti pasti tidak akan terlalu membingungkan). Untuk setiap cahnnel terdapat terminal masukan mic yang biasanya terdiri dari konektor XLR. Namun ada lagi beberapa lainnya sebagai berikut :
1. Line input

Masukan selain masukan mic, namun terpisah (biasanya dengan jack gitar balance/TRS).
2. Insert

Digunakan untuk mengolah signal melalui effect seperti Gate, Compressor atau EQ hanya untuk channel yang diinsert saja, berfungsi bila kita ingin menggunakan effect atau apapun untuk memproses hanya satu channel saja yang kita inginkan. Karena insert adalah jalur untuk mengalirkan dan menerima kembali signal yang telah diproses oleh effect atau perangkat apapun. Bila terdapat dua berarti satu untuk masukan (IN) dan satu untuk keluaran (OUT) yang selalu diberi tanda untuk tulisan Insert In dan Insert Out, bila terdapat hanya satu, ini pasti terdiri dari jack balance TRS (Tip Ring Slave). Tip adalah sebagai IN, Ring adalah sebagai OUT, dan Slave adalah sebagai GROUND. Selain itu juga terdapat line out atau direct out tersendiri, yang sering digunakan untuk aplikasi rekaman per-track, ini bisa saja Pre Fade atau Post Fade, tergantung consolenya.

Pada section master terdapat beberapa terminal lagi seperti : Auxiliary Out yang biasa tertulis Aux snd 1, Aux send 2, dst. Atau juga dengan nama Effect Out, Monitor Out, tergantung apa yang tertulis pada tombol-tombol panel pengontrolnya. Setiap group mempunyai kluaran masing-masing dan selalu dilengkapi dengan insert group. Insert Group bisa digunakan bila kita hanya ingin memproses signal di goup tersebut. Misalnya semua channel vokal dikiim ke group 1, kemudian kita men-insert compressor hanya untuk group satu yang berisi vokal.

Banyak console yang didalamnya terdapat power supply. Tapi banyak juga yang menggunakan power supply terpisah, menggunakan multi pin yang terkoneksi ke console. Perhatikan voltase yang dibutuhkan untuk menyalakannya sebelum mencolokkan k listrik. Terminal keluaran untuk Master kanan dan kiri terdiri dari konektor XLR atau jack. Namun juga tidak jarang terdiri dari keduanya. Selain itu juga terdapat keluaran mono yang terpisah adalah penggabungan dari keluaran (kiri/kanan) yang juga dilengkapi dengan pengontrolan sendiri. Mungkin akan terdapat banyak sekali terminal pada panel belakangnya.
Meja mixing milik BBC, Local Radio Mark III

S. Struktur Audio Mixer
Konsul Audio mixing Yamaha 2403 audio mixing console pada aplikasi pertunjukan langsung

Jalur masukan (input) biasanya dibagi menjadi beberapa bagian:

    Input Jacks / penguat muka mikropon (Microphone preamps)
    Basic input controls
    Channel EQ (High, Mid high,Mid and low)
    Bagian Routing termasuk Direct Outs, Aux-sends, Panning control and pengalamatan Subgroup
    Input Faders
    Subgroup faders
    Output controls termasuk Master level controls, EQ dan/atau Matrix routing

Pada konsul mixer buatan yamaha di samping beberapa bagian tersebut diberi kode-kode warna untuk memudahkan identifikasi yang cepat oleh operator.
Tergantung dari jenis mixernya, apakah itu input mono atau stereo memiliki jalur input dengan pengaturan sendiri-sendiri pada setiap inputnya. Pada sebagian besar mixer, setiap kanal mempunyai jenis input XLR,RCA, atau Jack input ukuran 1/4 inci.
1. Basic input controls

Dibawah setiap inputnya, biasanya terdapat beberapa pengatur putar (knobs, pots). Pertama biasanya sebuah pengatur gain atau disebut trim. Input akan mengatur sinyal dari peralatan luar dan dan kontrol ini akan mengatur besarnya penguatan atau atenuasi sinyal yang diperlukan agar level sinyalnya memadai untuk proses selanjutnya. Pada langkah ini, dimana sebagian besar noise dan interferensi akan berpengaruh besar, dimana biasanya mikropon mempunyai gain kurang lebih +50 dB, gain sebesar ini bisa mengalami gangguan.

Balanced inputs dan konektor-konektor, seperti jenis XLR ,Tip-Ring-Sleeve (TRS), jack 1/4 inci, akan mengurangi masalah gangguan ini. Kemudian akan banyak titik masuk setelah tingkat buffer/gain tersebut, dimana jika ada send atau return dari prosesor luar hanya akan berpengaruh pada kanal yang ada tersebut. titik masukan (inser points) biasanya digunakan dengan efek untuk mengatur amplitudo sinyal, seperti pembatas derau (noise gates), pelebar (expander) dan pengompres (compressor).
2.Auxiliary send routing

The Auxiliary send mengarahkan sebuah sinyal yang masuk terpisah ke sebuah jalur auxiliary yang dapat digunakan dengan peralatan luar. . Auxiliary sends , apakah itu pre-fader or post-fader,dimana level pada sebuah pre-fade send diatur dengan the Auxiliary send control, sedangkan post-fade sends tergantung pada posisi channel fadernya. . Auxiliary sends dapat pula untuk mengirim sinyal ke prosesor luar seperti reverb, yang kemudian dapat diumpan masukkan kembali melalui kanal yang lain atau dimasukkan ke auxiliary returns yang ada pada mixer tersebut. Pre-fade auxiliary sends dapat digunakan untuk menyediakan sebuah monitor mix pada musisi di atas panggung, dimana pada monitor mix ini mandiri dari jalur mixing utama.
Papan mixing yang dipakai untuk pertunjukan langsung.
3.Channel EQ

Pengaturan kanal yang lebih lanjut yaitu channel EQ. Pengaturan ini mengatur ekualisasi nada-nada frekuensi nada rendah (bass), nada menengah (midrange) dan nada tinggi (treble). Pada sebagian besar konsul mixing berukuran lebar (24 kanal atau lebih) biasanya mempunyai sweep equalization dalam satu atau lebih jalur frekuensi yang ada yang disebut parametric equalizer. Mixer dengan ukuran lebih kecil mempunyai beberapa atau bahkan tidak mempunyai sama sekali equalizer ini. Equalizer juga mengatur agar level frekuensi siara yang diatur tidak terjadi cliping yang akan mengganggu kualitas suara yang dihasilkan kanal tersebut. beberapa mixer masih mempunyai sebuah kontrol equalizer umum pada tingkat outputnya.
4. Subgroup and mix routing

Setiap kanal pada mixer mempunyai sebuah rotary audio tapper berbentuk potensiometer atau potensio meter geser untuk mengontrol level volume tiap kanal agar lebih mudah. Banyaknya input menentukan juga berapa audio fader yang ada. Kemudian dari setiap kanal yang ada disatukan ke jalur main "mix", atau masih dibagi lagi ke beberapa submix. Kompleksitas pengaturan ini tergantung pada aplikasi apa mixer tersebut akan digunakan. Dan juga, pada mixer tersebut disediakan "insert point" untuk setiap bus atau juga bisa pada keseluruhan mix.

Audio Mixer

Dalam dunia Audio profesional, sebuah mixing console, apakah itu analog maupun digital, atau juga disebut soundboard / mixing desk (papan suara) adalah sebuah peralatan elektronik yang berfungsi memadukan (lebih populer dengan istilah "mixing"), pengaturan jalur (routing) dan mengubah level, serta harmonisasi dinamis dari sinyal audio. Sinyal - sinyal yang telah diubah dan diatur kemudian dikuatkan oleh penguat akhir atau power amplifier.

Audio mixer secara luas digunakan dalam berbagai keperluan, termasuk studio rekaman, sistem panggilan publik (public address), sistem penguatan bunyi, dunia penyiaran baik radio maupun televisi, dan juga pasca produksi pembuatan film. Suatu contoh yang penerapan sederhana, dalam suatu pertunjukan musik misalnya, sangatlah tidak efisien jika kita menggunakan masing masing amplifier untuk menguatkan setiap bagian baik suara vokal penyanyi dan alat alat musik yang dimainkan oleh band pengiringnya.

Disini Audio mixer akan menjadi bagian penting sebagai titik pengumpul dari masing masing mikropon yang terpasang, mengatur besarnya level suara sehingga keseimbangan level bunyi baik dari vokal maupun musik akan dapat dicapai sebelum diperkuat oleh amplifier.
Mixer adalah salah satu perangkat paling populer setelah microphone. Kita lebih mengenalnya dengan sebutan mixer, mungkin kebanyakan kita menyebutnya demikian karena fungsinya yang memang mencampur segala suara yang masuk, kemudian men-seimbangkannya, menjadikannya salura dua kanal (L-R kalau stereo, dan satu kalau mono), kemudian mengirimkannya ke cross-over aktif baru diumpan ke power amplifier dan terakhir ke speaker.

Mixing console menerima berbagai sumber suara. Bisa dari microphone, alat musik, CD player, tape deck, atau DAT. Dari sini dengan mudah dapat dilakukan pengaturan level masukan dan keluaran mulai dari yang sangat lembut sampai keras. Kalau kita misalkan sebuah system audio iu umpamakan sebagai tubuh manusia, snake cable bisa kita umpamakan sebagai system syaraf, dan mixing console sebagai jantungnya.

Bila terjadi suatu masalah dengannya, berarti system tersebut sedang dalam masalah besar. Salah satu syarat terpenting dalam mixing console yang baik adalah mempunyai input gain yang baik, pengaturan eq yang juga baik. Maka dengan demikian akan dapat dilakukan pengaturan yang lebih sempurna dan optimal terhadap setiap input microphone, atau apapun yang menjadi sumber suaranya. Ada banyak tipikal pengaturan yang terdapat dalam sebuah mixing console.


Pemutar File Suara Digital


Sama halnya dengan pemutar file suara analog,file suara digital juga memerlukan tempat/media penyimpanan.file suara digital dapat di simpan di CD,DVD,disket,Hardisc,Flash disc(memori ic).file suara digital harus di ubah ke file suara analog untuk dapat didengarkan,di dalam pemutar file suara digital terdapat converter digital to analog(DAC),yang berfungsi untuk mengubah file suara digital ke analog.
Pemutar file suara digital antara lain:
CD/VCD/DVD player,Mp3 player,PC (komputer),Ipod dsb.
dari pemutar suara tersebut,masing masing  mempunyai format yang berbeda beda dan membutuhkan sofware tertentu untukmenjalankannya,
contoh:Mp3 player berformat Mp3 dapat diputar di winamp,jet audio dsb
Format atau sistem pengkodean dalam file digital berasal dari file analog yang disampling atau dikodekan.Diantaranya adalah: Mp3,WMA,real audio dsb

Selain Pemutar file suara analog & digital,Radio penerima juga merupakan bagian input masukan.

Pemutar File Suara Analog


Pada zaman dahulu Piringan hitam sempat mejadi faforit alat untuk memutar suara/lagu,tetapi setelah muncul kaset piringn hitam mulai ditinggalkan.Kedua benda tersebut bekerja sinyal analog.Bentuk dari piringan hitam berupa piringan seperi CD tapi ukurannya besar,maka untuk media rekam sempat difokuskan ke kaset.

Compact casset atau sering disebut kaset,pita kaset atau tape adalah media penyimpan data yang umumnya berupa lagu(suara),kaset berasal dari bahasa perancis yang cassette yang berarti "kotak kecil".kaset berupa pita magnetik yang mampu merekam data berupa suara.Dapat diputar dengan alat tape player.dari tahun 1970-1990 kaset sempat populer atau paling sering digunakan.
 Cara kerja:
Pita magnetik akan dibaca oleh head tape kemudian sinyal elektrik dari head akan di dikuatkan oleh pre amp tape.sinyal audio dari preamp akan dikuatkan lagi dengan sound system dan dapat di proses frekuensi (nada).Sinyal listrik yang udah di kuatkan kemudian diubah ke suara oleh LOad speaker.


Dalam perkembngannya kepopuleran kaset tergeser oleh pemutar file suara digital.