Bagian Audio Mixer:
A.Gain
Disebut
juga input level atau trim, biasa terdapat pada urutan paling atas dari
setiap channel mixing console. Fungsinya adalah untuk menentukan
seberapa sensitive input yang kita inginkan diterima oleh console.
Apakah berupa signal mic atau berupa signal line (keyboard, tape deck,
dll). Tombol ini akan sangat membantu untuk mengatur signal yang akan
masuk ke console. Bila signal lemah, maka dapat dilakukan penambahan,
bila terlalu kuat dapat dikurangi.
Contoh : untuk penyanyi yang
suaranya lemah atau tidak meiliki power yang baik, diperlukan penambahan
gain yang lebih. Sedangkan untuk gebukan kick drum, mungkin dilakukan
dengan sedikit penambahan. Ini dilakukan agar menjaga setiap input yang
masuk ke mixer tetap optimal. Input gain yang terlalu besar akan
menyebabkan distorsi, sedangkan kalau terlalu lemah akan membutuhkan
penambahan yang bila berlebihan akan menyebabkan noise.
Jadi
input gain stage adalah hal yang paling penting dan kritis, karena dari
sinilah semua suara yang berkualitas dimulai. Makanya usahakanlah untuk
menjaga agar setiap input tetap clean dan clear sebisa mungkin. Sebab
noise dan distorsi yang diakibatkan dalam poin ini akan mengalir terus
ke seluruh system dan membuat seluruhnya jadi terganggu. Bila ternyata
input gain sangat besar atau bahkan terlalu besar sehigga setelah
dikurangi juga masih saja terlalu kuat, maka untuk itu terdapat switch
PAD pada console yang fungsinya adalah untuk menurunkan gain input
signal mulai –20 sampai –30 db.
B. EQ pada channel
Pada
setiap channel di mixing console selalu terdapat Equalizer Section.
Fungsinya yaitu sebagai pengatur tone untuk me-modifikasi suara yang
masuk pada channel tersebut. Umumnya sound engineer melakukan perubahan
sound melalui EQ bertujuan dua :
untuk mengubah sound instrument menjadi sound yang lebih disukai
untuk mengatasi frekuensi dari input yang bermasalah, misalnya feedback, dengung, overtune, dll.
Pengaturan
yang sangat mendasar dari EQ adalah berupa Low dan Hi, kemudian
penambahan dan pengurangan (boost/cut). Atau ada juga yang lebih
kompleks dengan 4 jalur dengan fungsi yang full parametric. Namun tak
perduli seperti apa tipe EQ yang terdapat dalam console, karena tetap
dalam tujuan yang sama untuk membantu menemukan sound yang terbaik.
C. EQ yang fix
Yang
dimaksud fix di atas adalah pada EQ tersebut tidak memiliki tombol
untuk mmilih frekuensi yang akan disetting. Karena frekuensi yang akan
“dikerjai” telah ditetapkan dari pabrik. Pembagian frekuensi pada EQ
jenis ini mirip denga pembagian yang terdapat pada crossover, hanya
terdiri atas :
Low, dan hi-pada EQ 2way
Low, Mid dan Hi-pada EQ 3way
Low, Low Mid, Hi mid dan Hi-pada EQ 4 way
Memutar
tombol boost/cut akan memberi pengaruh sampai 12 atau 15 db tergantung
mixing console apa yang anda gunakan. Keuntungan EQ yang fix adalah :
Harga yang relatif ekonomis,
Terhindar dari kesalahan pemilihan frekuensi yang akan disetting,
kesalahan seperti ini bisa disebabkan oleh sound engineer (penata suara)
yang kurang berpengalam.
keuntungan yang terakhir adalah hemat waktu dalam pen-settingan.
Namun
ada juga kekurangannya seperti kita tidak dapat memilih frekuensi
khusus yang kita inginkan karena semua frekuensi telah ditetapkan dari
pabriknya.
D. Sweepable EQ
Biasa disebut
Quasi Parametric atau Semi Parametric (bukan full parametric-karena
tanpa pengatur bandwitch). Pada EQ yang full parametric kita dapat
melakukan pengaturan untuk setiap parameternya. Apakah itu parameter
frekuensi, bandwitch, ataupun parameter level. EQ tipe ini mempunyai
kemampuan set-up yang sangat fleksibel, dan biasanya menyediakan
pengontrolan mid-range dengan system EQ-3 atau 4 jalur.
Cara kerja :
Lakukan pemutaran pada tombol freq untuk memilih freq yang akan diatur.
Putar tombol boost/cut untuk penambahan atau pengurangan pada frekuensi
yang kita pilih tadi. Misalnya untuk mengatur frekuensi low mid pada
drum.
Biarkan frekuensi lain tetap pada sound flat.
Putar tombol boost/cut sampai habis ke kiri, atau pada posisi kira-kira jam 7.
Putar tombol frekuensi sampai sound yang terdengar boomy tadi terdengar hilang.
Setelah frekuensi yang dicari ketemu, lakukan pengaturan lagi pada
tombol boost/cut. Karena melakukan pemotongan yang terlalu ekstrm pada
frekuensi low mid bisa mengakibatkan sound yang terdengar “kosong”.
Kita
juga dapat melakukan pengaturan untuk vokal pada frekuensi 3,5KHz saja
tanpa memengaruhi keseluruhan frekuensi Hi Mid lainnya. Mixing console
dengan pengaturan mid tunggal biasanya bisa dibeli dengan harga yang
lebih ekonomis, sementara mixing console versi lain yang dilengkapi
dengan pengaturan Low Mid dan Hi Mid agak lebih mahal.
Ada
juga model pengaturan Eq dengan tombol Mid yang sebenarnya sama saja
dengan tipe sebelumnya. Hanya saja tombol pemilih frekuensi dan tombol
cut/boost berada dalam satu tempat. Untuk frekuensi diatur oleh tombol
yang sebelah luar, sedang untuk boost atau cut dilakukan oleh tombol
sebelah dalam. Tipe ini juga sering terdapat pada mixing console yang
full parametric Eq dengan system 4 way. Desain seperti ini dilakukan
oleh pabrik pembuatnya karena alasan menghemat tempat. Desain sebuah
mixing console juga merupakan suatu hal yang penting dan menentukan.
E. 48v Phantom
Ada
beberapa tipe microphone yang salah satunya adalah merupakan mic
condeser, mic jenis ini butuh tenaga tambahan untuk membuatnya bekerja.
Untuk itulah tombol 48v phantom berfungsi yang bila diaktifkan akan
mengirim 48v DV ke microphone sebagai penyuplai tenaga, atau juga ke DI
Box aktif. Perhatikanlah baik-baik, karena pada beberapa mixing console
tidak terdapat switch phantom secara individual, melainkan hanya
terdapat satu tombol saja untuk mengaktifkan phantom bagi seluruh
channel, maka periksalah terlebih dahulu, bila semua kabel yang terkonek
ke konsole adalah merupakan input balance, ini tidak akan menimbulkan
masalah. Tetapi bila salah satu atau beberapa di antaranya merupakan
tidak balance, maka ini akan menimbulkan masalah.
F. PAD
Seperti
yang telah diterangkan sebelumnya, tombol ini berfungsi untuk
mengurangi gain input dari 20 samapi 30db. Tombol ini bukan merupakan
tombol putar yang bisa diatur pengurangannya, melainkan tombol tekan.
Bila tombol PAD ditekan gain input akan berkurang antara 20 sampai 30db
tergantung mixer (baca:manual booknya). Dan bila anda kurang teliti, ini
akan menyebabkan mic jadi tidak terdengar karena pengurangan tersebut.
Jadi tombol PAD diperlukan hanya untuk signal yang overload. Dan itupun
bila setelah dikurangi pada tombol gain ternyata masih tetap terlalu
kuat.
G. Reverse
Adalah untuk membalikan
phase. Pada setiap masukan selalu terdiri minimal lebih dari satu
sambungan. Misalnya microphone yang dengan konektor XLR pasti terdapat
tiga pin (pin1-ground, pin2-hot/positif, pin3 cold/negatif). Bila salah
satu pin terbalik (pin2 dan pin3), maka suara yang dihasilkan akan
berbeda. Ini sangat terasa bila terjadi pada channel kick drum, kalau
pin berada pada posisi benar, maka pada saat kick dihentak, konus
speaker akan bergerak kedepan dan menghembuskan udara ke arah anda
bukannya ke belakang. Sedang kalau pin terbalik, konus akan bergerak ke
belakang dan menghisap udara dari arah anda.
Untuk
itulah tombol reverse berguna, yang bila diaktifkan akan membalik phase
dari channel (positif menjadi negatif). Ini juga berguna untuk kasus dua
buah mic dengan posisi sangat berdekatan sehingga terjadi canceling
phase, yang akan mengakibatkan sound terdengar hampa (dengan kehilangan
suara rendahnya). Hal ini sering terjadi bila anda tidak teliti terhadap
semua plus minusnya kabel. Dan jangan cepat panik bila saat anda
setting disuatu tempat, anda mendengar nada rendah yang terlihat loyo,
bisa terjadi dikarenakan keterbalikan phase tersebut.
Contoh
sederhana : hubungkan output dari cd player ke mixing console dan
dengarkan suaranya dengan seksama. Kemudian tekanlah tombol reverse dari
salah satu channel. Dengarkan lagi suaranya, pasti salah satunya lebih
baik.
H. Mic/line
Switch
tekan ini untuk mengubah sirkit gain control. Tergantung apakah yang
menjadi input adalah mic, effect return atau tape deck/CD. Pada banyak
mixing console terdapat terminal input yang terpisah antara mic dan line
input pada channel yang sama. Input mic biasanya menggunakan tipe
konektor balans 3 pin XLR atau kadang biasa disebut jack Canon.
Sedangkan line input menggunakan jack seperti yang biasa dipakai jack
gitar.
Hal ini memungkinkan untuk mencolokkan dua input yang
berbeda dalam satu channel, dan switch ini untuk mengaktifkan salah satu
input yang kita inginkan di antara keduanya. Sebagai contoh, anda dapat
mencolokkan effect return dngan gain yang diset rendah pada mic input
kemudian mencolokkan lagi tape deck pada line input channel yang sama.
Pada saat band sedang show dan tape deck tidak dibutuhkan, anda tinggal
men-switch tombol tersebut pada posisi mic. Kemudian pada saat band
telah selesai dan butuh playback musik dari tape deck/CD, anda juga
tinggal men-switchnya pada posisi line. Ini bisa dilakukan untuk
menghemat channel, khususnya apabila console yang digunakan tidak
terlalu besar.
I. High Pass filter
Akan
memotong frekuensi rendah dari input yaitu dari 80 Hz ke bawah. Ini
dapat diaktifkan (IN) bila dari sumber suara tidak memproduksi suara
dengan jangkauan frekuensi serendah itu. Misalnya Hi-Hat, vokal, gitar
(khususnya akustik). Namun tidak perlu diaktifkan (OUT) terhadap channel
drum (kick dan beberapa tom) dan bass gitar. Karena bila diaktifkan
akan mengakibatkan channel tersebut kehilangan frekuensi rendahnya.
J.EQ In/Out
Merupakan
switch sederhana untuk mengaktifkan dan menon-aktifkan section EQ pada
channel. Juga berguna untuk membandingkan sound yang telah diEQ hanya
dengan menekan tombol tersebut bolak-balik.
K. Group Assigns
Disebut
juga Subgroup Assigns, hanya terdapat pada mixing console yang memiliki
group. Misalkan pada mixing console tersebut tertulis 16/2 berarti 16
channel 2 output (L/R). Ini menunjukkan bahwa mixing console tersebut
tidak memiliki group. Namun bila tertulis 16/4/2, ini berarti mixing
console tersebut memiliki 16 channel, 4 group dan 2 master L/R. Group
assigns adalah yang menentukan kemana signal channel akan dikirim.
Apakah ke group atau ke master L/R. Misalnya dalam sebuah mixing console
yang memiliki 4 group, kita dapat mengirim semua channel drum ke group
1, gitar dan bas ke group 2, keyboard ke group 3 dan vokal ke group 4.
Sedangkan
bila tersedia 8 group, kita dapat melakukan hal yang sama namun
semuanya dalam stereo. Yang kemudian seluruhnya dikirim ke master L/R.
Mungkin akan timbul pertanyaan, sepertinya ini tidak begitu berarti,
karena akhirnya seluruhnya dikirim juga ke master L/R. Bukankah lebih
baik mengatur langsung dari master? Tapi dalam kenyataannya tidak
begitu. Misalnya pada saat soundcheck kita telah membalans dan
menyeimbangkan seluruh channel dan kemudian kita gabungkan dengan bass
gitar dalam group 1-2.
Pada saat pertunjukan sedang
berlangsung, kita hanya perlu mengawasi group 1-2 saja untuk mengontrol
level keseluruhan channel drum dan bass. Begitu juga dengan backing
vokal atau instrument yang kita gabungkan dalam group yang sama.
Sebagian besar group assigns juga dilengkapi dengan pan control
individual. Menggunakan group akan sangat membantu kita mengoperasikan
system pada penampilan live.
signal dari channel dapat
dikirim ke group mana yang kita mau atau juga dikirim ke master.
Misalnya kita kirim channel penyanyi utama ke master L/R sedang channel
dari backing vokal ke group yang kemudian di-insert gate hanya untuk
group tersebut. Dan masih banyak kemungkinan lain.
L. PFL dan SOLO
Tombol
PFL (Pre Fade Listening) akan membantu untuk mendengar (melalui
headphone) channel yang tombol PFL / SOLOnya diaktifkan. Juga untuk
men-check gain signal pada channel. Misalnya pada saat soundcheck,
sebelum membuka fader dari channel, tekan tombol PFL, maka pada led
indikator channel akan terlihat seberapa besar gain input yang masuk
(apakah overload atau terlalu kecil) sebelum suara dikirim ke seluruh
system.
Pada beberapa tipe mixing console terdapat hanya tombol
SOLO yang berguna pada saat soundcheck dan berfungsi untuk mengirim
hanya channel yang ditekan tombol solonya ke master L/R. Ingat! Pastikan
tombol ini dalam posisi out sebelum band mulai bermain. Atau ini akan
menjadi hal yang sangat memalukan.
M. Auxiliary Sends
Dari
tombol putar ini dapat dikirim signal dari channel tersebut keluar
mixing console (melalui terminal aux out pada terminal keluaran di panel
belakang mixer), kemudian dari tombol ini juga dapat dikontrol level
signal yang dikirimnya tadi. Signal yang dikirim ini terpisah sama
sekali dari keluaran master. Ini berguna untuk mengirim signal ke system
monitor, atau juga ke berbagai macam unit effec, dan dari keluaran
effect dikirim lagi ke channel yang berbeda pada mixing console. Mixer
yang pling sederhana sekalipun sedikitnya memiliki satu atau dua AUX
SEND. Satu untuk mengirim signal ke monitor dan satu untuk mengrim
effect (echo, reverb). Sedang pada mixing console yang lebih besar
memiliki 4-6 atau 8 aux send yang kemudian dibagi lagi atas Pre Fade
atau Post Fade.
N. Pre Fade
Pada mixer
besar umumnya terdapat auxiliary yang terbagi atas pre fade dan atau
post fade. Signal yang dikirim dari Pre fade tidak mengalami pengaruh
dari channel atau belum mengalami proses dari channel. Itulah makanya
Pre fade yang Pre EQ baik dan ideal digunakan untuk mengirim signal ke
monitor section.
O. Post Fade
Adalah
kebalikan dari pre fade. Yang semua signal yang dikirim melalui post
fade adalah telah melalui proses dari channel atau ikut pengaruh dari
channel fader, baik EQ maupun levlnya. Post fade sering digunakan untuk
mengirim signal ke effect, atau mengirim signal ke mixer yang tepisah
untuk keperluan broadcast (Stasiun TV atau Radio), dll. Tidak ada
keterikatan dalam pemilihan penggunaan Auxiliary Send. Bisa saja
menggunakan Pre fade untuk mengirim signal ke effect karena akan
mendapatkan level original dariminput. Hanya saja tetap harus melakukan
pengontrolan level dari effect pada saat yang bersamaan.
P. Auxiliary Master
Setiap
auxiliary dari channel memiliki satu tombol lagi sebagai pengatur level
untuk keseluruhannya. Misalnya aux 1 setiap channel memiliki master aux
1 untuk mengatur seluruh level dari aux 1 setiap channel. Begitu juga
auxiliary lainnya. Yang berarti bila mixer meiliki 4 auxiliary out, maka
akan terdapat 4 auxiliary master. Perhatikan beberapa tombol sejenis
seperti Aux Master, Effect Master, Monitor Master, atau sesuatu yang
kurang lebih adalah berfungsi sama. Untuk pen-settingan awal putar
tombol tersebut pada posisi jam 2, baru lakukan pen-settingan pada
channel. Bila ternyata masih kurang kuat, tambah lagi, atau bila terlalu
keras, kurangi. Semuanya tergantung situasi.
Q. Auxiliary Return
Signal
yang telah dikirim melalui auxiliary out ke unit effect apakah Delay,
Reverb atau lainnya akan dikirim kembali ke mixing console untuk
digabungkan dan diseimbangkan secara tepat dengan level dari signal
orisinil source tadi. Walupun cukup banyak juga mixing console yang
memiliki pengaturan effect return secara khusus. Yang biasanya bukan
dalam bentuk slider (potensio geser). Bila memang masih terdapat channel
yang dapat digunakan sebagai masukan effect, kita dapat melakukan
pegaturan sengan slider yang lebih memudahkan seperti melakukan
pengaturan pada channel standard. Namun pengaturan dengan aux return
juga sama seperti yang kita lakukan pada channel, hanya dengan memutar
ke arah kanan dan kiri untuk menambah dan mengurangi level effect.
Perhatikan! Bila anda membuka sedikit saja Aux Send dari channel yang
telah digunakan sebagai effect return, akan berakibat feed back dan
noise. Atasi segera dengan menurunkan level dari channel, kemudian
periksa Aux Send pada channel.
R. Tampak Belakang
Adalah
menjadi salah satu yang sangat-sangat penting untuk dipehatikan. Karena
disinilah seluruh kabel (baik input maupun output) terhubung. Termasuk
dari snake kabel, tape deck/CD, atau juga untuk mengirim atau mnerima
effect (send/return), sampai ke main output (untuk mengirim ke seluruh
system utama).Berbeda tipe dan merk mixing console akan berbeda pula
posisi panel belakangnya (yang kalau anda teliti pasti tidak akan
terlalu membingungkan). Untuk setiap cahnnel terdapat terminal masukan
mic yang biasanya terdiri dari konektor XLR. Namun ada lagi beberapa
lainnya sebagai berikut :
1. Line input
Masukan selain masukan mic, namun terpisah (biasanya dengan jack gitar balance/TRS).
2. Insert
Digunakan
untuk mengolah signal melalui effect seperti Gate, Compressor atau EQ
hanya untuk channel yang diinsert saja, berfungsi bila kita ingin
menggunakan effect atau apapun untuk memproses hanya satu channel saja
yang kita inginkan. Karena insert adalah jalur untuk mengalirkan dan
menerima kembali signal yang telah diproses oleh effect atau perangkat
apapun. Bila terdapat dua berarti satu untuk masukan (IN) dan satu untuk
keluaran (OUT) yang selalu diberi tanda untuk tulisan Insert In dan
Insert Out, bila terdapat hanya satu, ini pasti terdiri dari jack
balance TRS (Tip Ring Slave). Tip adalah sebagai IN, Ring adalah sebagai
OUT, dan Slave adalah sebagai GROUND. Selain itu juga terdapat line out
atau direct out tersendiri, yang sering digunakan untuk aplikasi
rekaman per-track, ini bisa saja Pre Fade atau Post Fade, tergantung
consolenya.
Pada section master terdapat beberapa
terminal lagi seperti : Auxiliary Out yang biasa tertulis Aux snd 1, Aux
send 2, dst. Atau juga dengan nama Effect Out, Monitor Out, tergantung
apa yang tertulis pada tombol-tombol panel pengontrolnya. Setiap group
mempunyai kluaran masing-masing dan selalu dilengkapi dengan insert
group. Insert Group bisa digunakan bila kita hanya ingin memproses
signal di goup tersebut. Misalnya semua channel vokal dikiim ke group 1,
kemudian kita men-insert compressor hanya untuk group satu yang berisi
vokal.
Banyak console yang didalamnya terdapat power
supply. Tapi banyak juga yang menggunakan power supply terpisah,
menggunakan multi pin yang terkoneksi ke console. Perhatikan voltase
yang dibutuhkan untuk menyalakannya sebelum mencolokkan k listrik.
Terminal keluaran untuk Master kanan dan kiri terdiri dari konektor XLR
atau jack. Namun juga tidak jarang terdiri dari keduanya. Selain itu
juga terdapat keluaran mono yang terpisah adalah penggabungan dari
keluaran (kiri/kanan) yang juga dilengkapi dengan pengontrolan sendiri.
Mungkin akan terdapat banyak sekali terminal pada panel belakangnya.
Meja mixing milik BBC, Local Radio Mark III
S. Struktur Audio Mixer
Konsul Audio mixing Yamaha 2403 audio mixing console pada aplikasi pertunjukan langsung
Jalur masukan (input) biasanya dibagi menjadi beberapa bagian:
Input Jacks / penguat muka mikropon (Microphone preamps)
Basic input controls
Channel EQ (High, Mid high,Mid and low)
Bagian Routing termasuk Direct Outs, Aux-sends, Panning control and pengalamatan Subgroup
Input Faders
Subgroup faders
Output controls termasuk Master level controls, EQ dan/atau Matrix routing
Pada
konsul mixer buatan yamaha di samping beberapa bagian tersebut diberi
kode-kode warna untuk memudahkan identifikasi yang cepat oleh operator.
Tergantung
dari jenis mixernya, apakah itu input mono atau stereo memiliki jalur
input dengan pengaturan sendiri-sendiri pada setiap inputnya. Pada
sebagian besar mixer, setiap kanal mempunyai jenis input XLR,RCA, atau
Jack input ukuran 1/4 inci.
1. Basic input controls
Dibawah
setiap inputnya, biasanya terdapat beberapa pengatur putar (knobs,
pots). Pertama biasanya sebuah pengatur gain atau disebut trim. Input
akan mengatur sinyal dari peralatan luar dan dan kontrol ini akan
mengatur besarnya penguatan atau atenuasi sinyal yang diperlukan agar
level sinyalnya memadai untuk proses selanjutnya. Pada langkah ini,
dimana sebagian besar noise dan interferensi akan berpengaruh besar,
dimana biasanya mikropon mempunyai gain kurang lebih +50 dB, gain
sebesar ini bisa mengalami gangguan.
Balanced inputs
dan konektor-konektor, seperti jenis XLR ,Tip-Ring-Sleeve (TRS), jack
1/4 inci, akan mengurangi masalah gangguan ini. Kemudian akan banyak
titik masuk setelah tingkat buffer/gain tersebut, dimana jika ada send
atau return dari prosesor luar hanya akan berpengaruh pada kanal yang
ada tersebut. titik masukan (inser points) biasanya digunakan dengan
efek untuk mengatur amplitudo sinyal, seperti pembatas derau (noise
gates), pelebar (expander) dan pengompres (compressor).
2.Auxiliary send routing
The
Auxiliary send mengarahkan sebuah sinyal yang masuk terpisah ke sebuah
jalur auxiliary yang dapat digunakan dengan peralatan luar. . Auxiliary
sends , apakah itu pre-fader or post-fader,dimana level pada sebuah
pre-fade send diatur dengan the Auxiliary send control, sedangkan
post-fade sends tergantung pada posisi channel fadernya. . Auxiliary
sends dapat pula untuk mengirim sinyal ke prosesor luar seperti reverb,
yang kemudian dapat diumpan masukkan kembali melalui kanal yang lain
atau dimasukkan ke auxiliary returns yang ada pada mixer tersebut.
Pre-fade auxiliary sends dapat digunakan untuk menyediakan sebuah
monitor mix pada musisi di atas panggung, dimana pada monitor mix ini
mandiri dari jalur mixing utama.
Papan mixing yang dipakai untuk pertunjukan langsung.
3.Channel EQ
Pengaturan
kanal yang lebih lanjut yaitu channel EQ. Pengaturan ini mengatur
ekualisasi nada-nada frekuensi nada rendah (bass), nada menengah
(midrange) dan nada tinggi (treble). Pada sebagian besar konsul mixing
berukuran lebar (24 kanal atau lebih) biasanya mempunyai sweep
equalization dalam satu atau lebih jalur frekuensi yang ada yang disebut
parametric equalizer. Mixer dengan ukuran lebih kecil mempunyai
beberapa atau bahkan tidak mempunyai sama sekali equalizer ini.
Equalizer juga mengatur agar level frekuensi siara yang diatur tidak
terjadi cliping yang akan mengganggu kualitas suara yang dihasilkan
kanal tersebut. beberapa mixer masih mempunyai sebuah kontrol equalizer
umum pada tingkat outputnya.
4. Subgroup and mix routing
Setiap
kanal pada mixer mempunyai sebuah rotary audio tapper berbentuk
potensiometer atau potensio meter geser untuk mengontrol level volume
tiap kanal agar lebih mudah. Banyaknya input menentukan juga berapa
audio fader yang ada. Kemudian dari setiap kanal yang ada disatukan ke
jalur main "mix", atau masih dibagi lagi ke beberapa submix.
Kompleksitas pengaturan ini tergantung pada aplikasi apa mixer tersebut
akan digunakan. Dan juga, pada mixer tersebut disediakan "insert point"
untuk setiap bus atau juga bisa pada keseluruhan mix.